Until Dawn Remake: Horor Interaktif yang Lebih Mencekam di 2025

Yanogari17.com – Until Dawn Remake, versi baru dari game horor interaktif karya Supermassive Games, mencuri perhatian di Summer Game Fest 2025. Pertama-tama, dirilis pada 4 Oktober 2024 untuk PS5 dan PC, game ini menghidupkan kembali kisah mencekam delapan remaja yang terjebak di Blackwood Mountain. Karena itu, penggemar horor naratif dan pemain baru langsung terpikat oleh pengalaman sinematiknya yang ditingkatkan.
Dalam Until Dawn Remake, pemain mengendalikan nasib karakter melalui pilihan dialog dan aksi yang memengaruhi alur cerita. Selanjutnya, mekanisme “Butterfly Effect” memastikan setiap keputusan—seperti menyelamatkan atau mengorbankan karakter—mengubah ending. Misalnya, sebuah keputusan kecil, seperti mengejar suara misterius, bisa berujung pada kematian tragis. Oleh karena itu, replayability menjadi kekuatan utama game ini.
Selain itu, remake ini menggunakan Unreal Engine 5, menghadirkan visual yang lebih realistis dengan pencahayaan dinamis dan animasi wajah yang mendetail. Sebagai contoh, ekspresi ketakutan karakter kini terasa lebih hidup, memperkuat suasana horor. Namun, tambahan konten baru, seperti bab prolog yang diperpanjang dan ending alternatif, memberikan kedalaman cerita. Menurut ulasan, soundtrack mencekam dan akting suara dari aktor seperti Hayden Panettiere tetap memukau.
Meski begitu, beberapa penggemar seri asli merasa remake ini terlalu mirip dengan versi 2015. Untuk itu, Ballistic Moon, studio di balik remake, menambahkan perspektif kamera baru dan kontrol yang lebih modern. Dengan demikian, Until Dawn Remake menjadi pengalaman horor interaktif yang lebih polished, cocok untuk malam penuh ketegangan.
Jadi, siap menghadapi teror di Blackwood Mountain? Akhirnya, Until Dawn Remake membuktikan bahwa horor naratif tetap relevan dengan sentuhan modern yang memikat.
Silent Hill 2 Remake: Horor Psikologis yang Menghantui di 2025

Yanogari17.com – Silent Hill 2 Remake, karya Bloober Team, menjadi pusat perhatian di Summer Game Fest 2025. Pertama-tama, remake dari game horor klasik Konami ini menghidupkan kembali kisah James Sunderland di kota berkabut Silent Hill dengan visual modern dan gameplay yang diperbarui. Karena itu, dirilis pada 8 Oktober 2024 untuk PS5 dan PC, game ini memikat penggemar horor psikologis.
Dalam Silent Hill 2, pemain mengikuti James yang mencari istrinya, Mary, setelah menerima surat misterius. Selanjutnya, mekanisme eksplorasi dunia semi-terbuka dan teka-teki rumit tetap setia pada versi asli, tetapi kini dengan pertarungan yang lebih halus. Misalnya, pemain bisa menghindari atau melawan monster mengerikan seperti Pyramid Head menggunakan senjata jarak dekat atau pistol. Oleh karena itu, suasana mencekam dan narasi emosional tetap menjadi inti pengalaman.
Selain itu, Unreal Engine 5 menghadirkan kabut tebal, hujan realistis, dan desain monster yang lebih menyeramkan. Sebagai contoh, pencahayaan dinamis membuat setiap lorong terasa hidup dan penuh ancaman. Namun, remake ini menambahkan detail baru pada cerita, seperti interaksi tambahan dengan karakter seperti Angela dan Maria, memperdalam tema kesedihan dan rasa bersalah. Menurut ulasan, soundtrack karya Akira Yamaoka tetap ikonik, memperkuat atmosfer kelam.
Meski begitu, beberapa penggemar khawatir remake ini tidak akan menangkap pesona aslinya. Untuk itu, Bloober Team memastikan setia pada visi orisinal sambil menyesuaikan kontrol untuk pemain modern. Dengan demikian, Silent Hill 2 Remake menjadi salah satu game horor terbaik 2025, menawarkan pengalaman yang menghantui sekaligus nostalgia.
Jadi, siap menghadapi kabut Silent Hill? Akhirnya, Silent Hill 2 Remake membuktikan bahwa horor psikologis klasik bisa bersinar dengan sentuhan modern.
Game “Black Myth: Wukong” Kembali Panaskan Debat Kontroversi di 2025

Yanogari17.com – Game Black Myth: Wukong, action RPG besutan Game Science asal Tiongkok, kembali mencuri perhatian setelah memicu kontroversi global sejak rilisnya pada Agustus 2024. Game yang terinspirasi dari novel klasik Tiongkok Journey to the West ini menuai pujian atas visual memukau dan gameplay dinamis. Namun juga dikecam karena panduan streaming yang dianggap diskriminatif. Pedoman tersebut, yang bocor di media sosial. Meminta streamer menghindari topik seperti “feminisme,” “politik,” dan “konten sensitif,” memicu tuduhan sensor ketat dari pengembang.
Kontroversi ini mencuat kembali di Indonesia setelah unggahan di X menyoroti larangan tersebut, dengan netizen membandingkannya dengan pembatasan kebebasan berekspresi. Beberapa gamer lokal memuji Black Myth: Wukong sebagai karya seni yang menonjolkan budaya Tiongkok. Dengan mekanisme pertarungan berbasis mitologi dan grafis Unreal Engine 5 yang memukau. Namun, lainnya mengkritik sikap Game Science yang dianggap menghindari diskusi sosial, terutama setelah studio ini menolak mengomentari isu tersebut. “Game-nya epik, tapi aturan streaming-nya bikin risih,”
Selain itu, laporan dari PC Gamer menyebutkan bahwa pedoman ini mencerminkan sikap Game Science yang enggan meminta maaf, memicu spekulasi tentang tekanan dari otoritas Tiongkok. Meski begitu, game ini tetap laris, dengan lebih dari 10 juta kopi terjual global hingga Mei 2025. Di Indonesia, komunitas gamer terpecah antara yang menikmati gameplay dan yang mempertanyakan etika pengembang. Pemerintah, melalui Kominfo, belum mengambil sikap resmi, tetapi desakan untuk regulasi konten game semakin menguat.
Kontroversi ini menambah daftar panjang game yang memicu debat, seperti No Mercy dan Ethnic Cleansing, menyoroti tantangan industri game dalam menyeimbangkan kreativitas dan tanggung jawab sosial.
Black Myth: Wukong – Perpaduan Mitos dan Visual Spektakuler dari Tiongkok!

Yanogari17.com – Black Myth: Wukong menjadi salah satu game paling dinanti pada tahun 2025. Dikembangkan oleh studio independen asal Tiongkok, Game Science, game ini mengadaptasi kisah klasik Journey to the West (Perjalanan ke Barat), menghadirkan sosok legendaris Sun Wukong, sang Raja Kera, sebagai karakter utama.
Game ini menawarkan perpaduan sempurna antara cerita mitologi Tiongkok, grafis berkualitas tinggi dengan teknologi Unreal Engine 5. Gameplay action RPG bergaya Soulslike yang menantang. Pemain dapat menggunakan berbagai kemampuan mistis, seperti berubah wujud menjadi serangga atau monster untuk menyusup dan menyerang dari kejauhan. Senjata andalan Sun Wukong. Yaitu tongkat ajaib (Ruyi Jingu Bang), bisa memanjang, mengecil, atau berat sesuai kebutuhan pemain di medan tempur.
Selain sistem pertarungan yang intens, Black Myth: Wukong juga menonjol dalam desain dunia dan atmosfer. Lingkungan penuh detail artistik—hutan bambu berkabut, kuil kuno yang megah, hingga medan pertempuran dengan makhluk mitologi menyeramkan. Musuh yang dihadapi pun bukan sekadar monster biasa, tetapi karakter dari legenda Tiongkok dengan latar belakang cerita yang kuat.
Pihak Game Science menyatakan bahwa mereka ingin memperkenalkan budaya dan cerita rakyat Tiongkok kepada dunia melalui pengalaman bermain yang mendalam dan emosional. Game ini mendukung bahasa Inggris dan Mandarin, dengan kemungkinan ekspansi ke bahasa lainnya.
Black Myth: Wukong dijadwalkan rilis pada 20 Agustus 2025 untuk PC, PlayStation 5, dan Xbox Series X/S. Banyak penggemar meyakini bahwa game ini bisa menjadi Game of the Year, terutama jika gameplay dan narasinya sekuat penampilannya sejauh ini.
Black Myth: Wukong — Legenda Raja Monyet Hadir dalam Aksi Fantasi Kelas Dunia

Yanogari17.com – Dunia game kembali dihebohkan dengan kehadiran Black Myth: Wukong, sebuah game action RPG garapan studio Game Science asal Tiongkok. Sejak trailer pertamanya dirilis, game ini langsung mencuri perhatian berkat kualitas grafis tinggi dan gameplay penuh aksi yang menjanjikan.
Game ini terinspirasi dari novel klasik Journey to the West, di mana pemain akan berperan sebagai Sun Wukong — sang Raja Monyet. Ia adalah sosok legendaris yang dikenal karena kekuatan, kecepatan, serta kecerdikannya. Dalam game ini, pemain bisa menggunakan berbagai kemampuan magis seperti berubah wujud, mengendalikan elemen. Memanggil klon untuk mengalahkan musuh-musuh legendaris dari mitologi Tiongkok.
Gameplay-nya disebut-sebut memiliki kemiripan dengan Sekiro: Shadows Die Twice dan Dark Souls, namun dengan cita rasa budaya Asia yang kuat. Setiap pertarungan membutuhkan strategi, refleks cepat, serta pemahaman terhadap pola serangan musuh. Hal ini memberikan tantangan tersendiri, terutama bagi pecinta game action dengan tingkat kesulitan tinggi.
Yang membuat Black Myth: Wukong begitu menonjol adalah visualnya yang memukau. Dibangun menggunakan Unreal Engine 5, game ini menampilkan dunia fantasi yang sangat detail — dari hutan magis, pegunungan bersalju, hingga istana para dewa. Efek partikel, pencahayaan, dan animasi pertarungan terlihat sangat sinematik, membuat setiap pertempuran terasa epik.
Selain aksi dan grafis, narasi dalam game ini juga patut diperhatikan. Setiap karakter yang ditemui memiliki cerita latar unik, dan setiap keputusan yang diambil dalam game akan memengaruhi jalannya cerita. Ini memberikan pengalaman bermain yang lebih mendalam dan personal.
Black Myth: Wukong dijadwalkan rilis global pada Agustus 2025 untuk PC, PlayStation 5, dan Xbox Series X/S. Game ini telah masuk daftar tunggu para gamer di seluruh dunia dan digadang-gadang menjadi pesaing serius di genre action RPG tahun ini.
Game Online 2025 Makin Gila! AI dan Teknologi Baru Bikin Makin Realistis

Yanogari17.com – Industri game online di 2025 mengalami lompatan besar dengan kehadiran kecerdasan buatan (AI) dan teknologi mutakhir lainnya. Dari pengalaman visual yang lebih hidup hingga interaksi karakter yang semakin natural, pemain kini bisa merasakan sensasi bermain seolah berada langsung di dalam dunia game.
Salah satu inovasi yang paling mencolok adalah penggunaan AI adaptif. Teknologi ini memungkinkan musuh dalam game belajar dari gaya bermain kita, membuat tantangan menjadi dinamis dan tak mudah ditebak. Hal ini terbukti meningkatkan keterlibatan pemain secara signifikan.
Tak hanya itu, virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) juga semakin terintegrasi dalam berbagai judul game online populer. Game seperti Zenith: The Last City atau Sword of Legends VR kini menawarkan petualangan imersif yang tak bisa ditemukan di game generasi sebelumnya.
Kemajuan grafis melalui engine generasi baru seperti Unreal Engine 5 turut mendorong batasan visual. Game terlihat hampir seperti film, lengkap dengan pencahayaan sinematik dan ekspresi wajah karakter yang sangat detail.
Selain aspek teknis, teknologi blockchain mulai dilirik sebagai alat untuk meningkatkan sistem ekonomi dalam game. Pemain dapat benar-benar memiliki item digital, menjual atau memperdagangkannya secara legal melalui platform NFT.
Melihat tren ini, masa depan game online tampaknya akan semakin mendekati realitas. Gamer bukan hanya bermain, tapi juga mengalami dunia virtual yang terus berkembang—penuh kejutan, tantangan, dan kemungkinan baru yang tak terbatas.
Masa Depan Game FPS: Evolusi Gameplay dan Teknologi di Tahun 2025

Yanogari17.com – Genre First-Person Shooter (FPS) terus berevolusi, menghadirkan inovasi yang membuat pengalaman bermain semakin realistis dan mendebarkan. Tahun 2025 menjadi tonggak penting dalam perkembangan game FPS, dengan peningkatan grafis, kecerdasan buatan (AI), serta fitur gameplay yang semakin dinamis.
Grafis dan Fisika yang Lebih Realistis
Game FPS terbaru kini hadir dengan teknologi grafis yang semakin memukau. Dengan penggunaan Unreal Engine 5 dan teknologi ray tracing, detail lingkungan, pencahayaan, serta efek visual menjadi lebih imersif. Game seperti Call of Duty: Modern Warfare III dan Battlefield 2042 – Final Overhaul menampilkan kehancuran lingkungan yang dinamis serta fisika realistis yang semakin meningkatkan pengalaman bermain.
AI Lawan yang Lebih Adaptif
Perkembangan AI di game FPS semakin mengubah cara bermain. Musuh tidak lagi sekadar bot yang mengikuti pola tertentu, tetapi mampu beradaptasi dengan strategi pemain. Game seperti Tactical Ops: Shadow Strike dan Rainbow Six Siege 2 menghadirkan AI yang dapat bekerja sama dalam tim, memprediksi pergerakan pemain, serta menyesuaikan taktik secara real-time.
Cross-Platform dan Mode Multiplayer yang Lebih Kompetitif
Mode multiplayer tetap menjadi daya tarik utama dalam game FPS modern. Dengan teknologi cross-platform yang semakin sempurna, pemain di berbagai perangkat—PC, konsol, maupun cloud gaming—dapat bermain bersama tanpa hambatan. Valorant 2.0 dan Warzone 2.0 menghadirkan pengalaman multiplayer yang lebih stabil dengan matchmaking berbasis skill yang lebih adil.
Senjata dan Kustomisasi Lebih Mendalam
Game FPS 2025 kini menawarkan sistem kustomisasi senjata yang lebih kompleks. Pemain dapat mengubah setiap bagian senjata, mulai dari laras, scope, hingga sistem recoil untuk menyesuaikan gaya bermain mereka. Game seperti Escape from Tarkov 2 memperkenalkan sistem loot yang lebih realistis dengan lebih banyak opsi kustomisasi.
VR FPS: Masa Depan yang Semakin Nyata
Teknologi Virtual Reality (VR) semakin banyak diadopsi dalam game FPS, memberikan pengalaman bermain yang lebih imersif. Game seperti Half-Life: Alyx 2 dan Medal of Honor VR menawarkan pertempuran yang terasa lebih nyata dengan mekanisme gerakan yang lebih bebas serta interaksi lingkungan yang lebih mendetail.
Kesimpulan
Game FPS tahun 2025 hadir dengan berbagai inovasi, mulai dari grafis yang lebih realistis, AI yang lebih cerdas, hingga pengalaman multiplayer yang semakin kompetitif. Dengan teknologi VR, AI adaptif, serta fisika lingkungan yang dinamis, masa depan genre FPS akan semakin mendekati realitas yang penuh tantangan dan adrenalin.
Black Myth: Wukong – Game Action RPG yang Dinantikan

Yanogari17.com – Black Myth: Wukong adalah game action RPG berbasis mitologi Tiongkok yang dikembangkan oleh Game Science. Sejak diumumkan pada tahun 2020, game ini langsung menarik perhatian karena grafik yang memukau, pertarungan ala Soulslike, serta cerita yang terinspirasi dari legenda “Perjalanan ke Barat”. Game ini dijadwalkan rilis pada 20 Agustus 2024 untuk PC, PlayStation 5, dan Xbox Series X/S.
Fitur Utama Black Myth: Wukong
1. Dunia Terinspirasi Mitologi Tiongkok
Black Myth: Wukong membawa pemain ke dunia yang dipenuhi makhluk mitologi, roh jahat, serta dewa dan iblis dari legenda Tiongkok. Pemain akan berperan sebagai Sang Kera, seorang pendekar yang memiliki kemampuan unik dan bertarung melawan musuh yang menantang.
2. Sistem Pertarungan Soulslike
Game ini menawarkan gameplay ala Dark Souls dan Sekiro, di mana pemain harus menguasai dodge, parry, serta serangan kombo untuk mengalahkan musuh. Dengan berbagai macam senjata, skill, dan transformasi, pemain bisa menyesuaikan gaya bertarung sesuai preferensi mereka.
3. Kemampuan Transformasi yang Unik
Sebagai Wukong, pemain bisa berubah menjadi berbagai bentuk makhluk mitologi, seperti serangga kecil untuk menyelinap atau monster besar untuk pertarungan brutal. Fitur ini menjadi salah satu daya tarik utama yang membedakan Black Myth: Wukong dari game lain.
4. Grafik Spektakuler dengan Unreal Engine 5
Game ini menggunakan Unreal Engine 5, memberikan kualitas visual yang sangat detail, dengan efek pencahayaan, animasi, dan lingkungan yang realistis. Desain musuh dan karakter dibuat dengan sangat detail, menciptakan pengalaman yang imersif bagi pemain.
Kesimpulan
Black Myth adalah game yang sangat dinantikan oleh para penggemar action RPG, terutama mereka yang menyukai tantangan ala Soulslike. Dengan grafik canggih, gameplay menantang, serta elemen mitologi Tiongkok yang kuat, game ini berpotensi menjadi salah satu rilisan terbesar tahun 2024.